Langsung ke konten utama

Kong A-Seng dan Perangai Kemanusiaan: Hidupi 7 Anak Yatim dan Biayai Pendidikan Mereka

Bumi sudah semakin tua, begitupula dengan kita. Sore itu menjadi awal pertemuan kami berdua. Saya dan Kong A-Seng. 

Sore itu saya dan rekan-rekan aliansi mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin tengah melakukan penggalangan dana untuk korban kebakaran yang ada di Kotabaru, tepatnya sumbangan ini akan di alokasikan kepada Masyarakat Fatmaraga, Pulau Laut Barat yang terdampak kebakaran. Lumayan banyak 159 rumah hangus terbakar tentu menyisakan luka untuk para korban dan menyebabkan rasa empati untuk khalayak ramai, tak terkecuali untuk kawan-kawan mahasiswa UIN Antasari. Semuanya bahu membahu memberikan segala yang terbaik, sumbangan moril ataupun materiel.

Posisi saya kala itu tepat berada pada garis putih di tengah jalan raya (sekitar Fly over Jl. Ahmad Yani Km. 4,5) merengkuh kotak dan acapkali menyodorkannya kepada mobil-mobil yang tengah berhenti di perempatan jalan, sambil sesekali saya memijat-mijat bahu sebelah kanan dengan tangan kiri waktu itu saya baru sampai di Banjarmasin setelah kurang lebih 7 bulan menetap di kampung halaman. Ya sebab "pandemi", satu kata yang merubah banyak aspek-aspek vital di jagat bumi ini.

Kurang lebih jam 15.10 Waktu Indonesia bagian Tengah, seseorang menepuk bahu saya dari belakang. Refleks saya berbalik badan dan menoleh. Ternyata dia Kong A-Seng seorang lelaki berusia senja tersenyum menatap saya, sambil menyodorkan uang pecahan beberapa ribu rupiah untuk disumbangkan ke dalam kotak yang saya pegang. Saya membalas dan menyambut senyumnya seraya mendoakan semoga Allah membalas segala kebaikannya. 

Sebelum beranjak lelaki tua itu berkata:
"Nak, Kong tak bisa memberi banyak hanya ini. Kamu tahu zaman sekarang banyak orang besar namun tak mau peduli sesama?"

Saya mengangguk dengan pandangan takzim, sembari membantu Kong A-Seng menyebrang kembali ke tempat jualannya. 

Kong A-Seng adalah seorang Tionghoa beragama Buddha, memelihara 7 anak yatim dan hingga saat ini membiayai pendidikan mereka. Saat ini usianya telah senja. Sembilan puluh tujuh tahun umurnya, saya pikir ini adalah usia untuk berehat. Namun Kong A-Seng dengan segala kegigihannya tetap bertarung melawan kerasnya hidup, bergulat dengan aspal jalan bersama basikalnya yang setia, mengayuh dan mengais pundi rupiah dari jam 5 pagi sampai jam 12 malam. 

Saya bertanya perihal agamanya, saya tahu ini hal yang sensitif namun entah mengapa pertanyaan ini tak kunjung padam dari dada saya. 

"Agama Kong apa?"
"Masih Buddha,Nak"

Saya mengangguk, saya berdoa apabila ada hidayah maka biarkanlah ia senantiasa berada di jalan yang benar dan tetap berbuat kebaikan dengan cara yang haq. Saya takzim akannya. 

Kong A-Seng adalah seorang Buddha sejati, mengajarkan agama lewat perilaku dan tindak tanduknya. Hal ini selaras dengan prinsip dasar seorang buddha yang dicantumkan di dalam Dhammapada, yaitu:
1. Sabbapâpassa akaranam (tidak melakukan segala bentuk kejahatan)
 2. Kusalassa upasampadâ (senantiasa mengembangkan kebajikan)
3. Sacittapariyodapanam (membersihkan batin dan pikiran)

Saya harap kawan-kawan dan pembaca yang budiman bisa mengambil hikmah dari pengalaman yang saya bagikan, dan terlebih lagi bagi kalian yang berempati bisa membeli apa yang di jual oleh Kong A-Seng (beliau menjual telur asin dan Bakpia) karena beliau bukan orang egois, beliau tak hidup untuk kepentingan dirinya sendiri namun ia hidup untuk mensejahterakan orang lain. 

Kong A-Seng bukan hanya mengajarkan kita tentang kegigihan hidup, namun beliau mengajarkan kita tentang rasa kemanusiaan yang tak bisa dihargai dengan apapun. Sangat bernilai, sangat berharga yang tak semua orang bisa memilikinya. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 HADIS-HADIS TENTANG EKONOMI

1. Hadis tentang Produksi حَدَّثَنَا يَزِيْدُ حَدَّثَنَا الْمَسْعُوْدِيُّ عَنْ وَائلٍ أَبِيْ بَـكْرٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجٍ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجٍ قَالَ ياَرَسُوْلَ اللَّهِ أَيُّ الْـكَسْبِ أَطْيَبُ قَال عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُـلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ  (رواه أحمد) Artinya:   Telah menceritakan kepada kami Yazid telah menceritakan kepada kami Al Mas’udi dari Wa’il Abu Bakr dari Abayah bin Rifa’ah bin Rafi’ bin Khadij dari kakeknya Rafi’ bin Khadij dia berkata, “Dikatakan, “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” beliau bersabda: “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.”  (HR Ahmad). 2. Hadis tentang Konsumsi عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَد

KANDUNGAN SURAH AL-BAQARAH AYAT 188 BESERTA CONTOH PERILAKU EKONOMINYA

 QS. Al Baqarah (2) : 188 وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ ﴿١٨٨﴾ 188. Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui. Kandungan Q.S. Al-Baqarah ayat 188 1. Tafsir Jalalain (Dan janganlah kamu memakan harta sesama kamu), artinya janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain (dengan jalan yang batil), maksudnya jalan yang haram menurut syariat, misalnya dengan mencuri, mengintimidasi dan lain-lain (Dan) janganlah (kamu bawa) atau ajukan (ia) artinya urusan harta ini ke pengadilan dengan menyertakan uang suap (kepada hakim-hakim, agar kamu dapat memakan) dengan jalan tuntutan di pengadilan itu (sebagian) atau sejumlah (harta manusia) ya